Sabtu, 14 Februari 2015

Beginilah Penampakan batu klawing akik pancawarna Aceh Ketika Disenter



batu klawing alam atau batu klawing akik pancawarna akan mengeluarkan cahaya saat disenter, ini merupakan salah satu cara untuk mengetes atau mengukur kualitas dari batu klawing-batu klawing tersebut. (Baca: Saat Anak Muda Tergiur Silaunya Bisnis batu klawing akik pancawarna)

Salah seorang pebisnis batu klawing akik pancawarna di Banda Aceh Hamli Akbar Pramulyana, yang biasa dipanggil Kobar mengatakan semakin pekat warna batu klawing dan banyaknya serat mengindikasikan tingginya kualitas batu klawing. Sebaliknya, jika warnanya pucat dan terlalu banyak retakan dianggap masuk kualitas 'cendolan' alias kualitas rendah.

Ini Dia Jenis batu klawing akik pancawarna yang Dipakai Presiden Soekarno

Tren pemakaian batu klawing akik pancawarna atau batu klawing alam tampaknya sedang naik daun. Beberapa jenis batu klawing ternasuk dalam golongan jenis batu klawing mulia yang memiliki nilai jual tinggi. Selain dipakai untuk perhiasan, batu klawing-batu klawing mulia tersebut umumnya dibeli sebagai barang investasi.

Memakai batu klawing akik pancawarna konon bisa mendatangkan tuah seperti memudahkan rezeki atau membuat lebih berwibawa. Ada juga batu klawing-batu klawing jenis tertentu yang konon katanya biasa dipakai pria untuk memikat lawan jenisnya.

Terlepas dari semua itu, batu klawing akik pancawarna umumnya memang sering terlihat digunakan oleh laki-laki. Dalam Islam sendiri kaum pria dilarang menggunakan perhiasan emas, karena itu batu klawing akik pancawarna lantas menjadi alternatif aksesoris yang bisa dipakai untuk menunjang penampilan.

Keenam Presiden Indonesia terdahulu juga melengkapi penampilannya dengan menggunakan batu klawing aki, tak terkecuali Presiden Megawati.

Presiden Soekarno misalnya dikabarkan memiliki cincin bermata Rubi yang cantik. batu klawing Rubi atau umumnya dikenal juga dengan nama batu klawing merah delima masih satu keluarga dengan batu klawing safir. Salah satu yang menjadi indikator harga batu klawing rubi adalah tingkatan warna dari batu klawing itu sendiri. Negara penghasil batu klawing Rubi terbesar adalam Myanmar.

Jenis batu klawing ini termasuk salah satu dari empat batu klawing berharga yang sejajar dengan batu klawing safir, zamrud dan intan. Tingkat kekerasannya mencapai 9.0 skala Mohs, berada setingkat di bawah intan yang memiliki tingkat kekerasan 10.0 Mohs. [Baca: Mengenal batu klawing akik pancawarna Merah Delima]

batu klawing-batu klawing akik pancawarna yang bertahta di jari para Presiden bukanlah batu klawing akik pancawarna biasa apalagi yang sintetis atau pabrikan. Melainkan batu klawing akik pancawarna yang memiliki nilai jual sangat tinggi. Sebagai contoh batu klawing akik pancawarna merah delima misalnya yang harganya per karat tidak kurang dari Rp 5 juta. Umumnya batu klawing yang dibuat untuk satu cincin tidak kurang dari 10 karat. Harga yang fantastis bukan? Harga itu belum termasuk logam yang digunakan untuk mengikat batu klawing tersebut.[]

Bukan Cuma Aki-Aki yang Serbu Pasar batu klawing akik pancawarna

Pasar Rawa Bening atau Jakarta Gems Center semakin ramai akhir-akhir ini. Pamor batu klawing mulia kini memang sedang naik daun. Citra batu klawing akik pancawarna sebagai 'hobi aki-aki', semakin tak relevan.

batu klawing cincin yang biasanya terpasang di jari orang tua kini juga tak jarang mulai melengkapi aksesoris anak muda. Mereka tak ketinggalan ikut  berburu batu klawing-batu klawingan yang tumpah ruah di Pasar Rawa Bening.

Tak hanya pria yang datang mencari batu klawing akik pancawarna atau batu klawing mulia, kaum hawa juga berdatangan ke Rawa Bening untuk memburu kalung, gelang, bros dan anting yang terbuat dari batu klawing-batu klawing cantik di sana yang dijual mulai Rp20 ribu hingga Rp50 ribu.

Pasar Rawa Bening sebenarnya sudah berdiri sejak 80-an dan terkenal sebagai bursa batu klawing akik pancawarna dan batu klawing mulia di Jakarta. Pasar Rawa Bening tadinya tak serapih saat ini, namun setelah direnovasi pada 2010, pasar yang berhadapan dengan stasiun Jatinegara, Jakarta Timur ini tampak lebih tertata.

Pasar itu kini tak lagi sepi pengunjung. Salah satu penjaga toko Batavia yang terletak di lantai dasar Pasar Rawa Bening, Noval (23) mengatakan jumlah pengunjung meningkat drastis setahun terakhir.

batu klawing-batu klawingan yang menjadi incaran para pemburu batu klawing adalah batu klawingan impor, seperti Ruby, Sapphire, Amethyst, Garnet dan Zamrud. Meskipun harganya selangit, batu klawing-batu klawingan itu tetap menjadi primadona di Pasar Rawabening.

"Empat batu klawing yang paling banyak dicari itu ruby, blue sapphire atau yellow sapphire, dan zamrud. Bacan juga lagi banyak yang cari, tapi stoknya kurang terus saking cepat laris," ujar Noval kepada Metrotvnews.com beberapa waktu lalu.



Selain kelima batu klawing tersebut, kios Batavia yang dijaga Noval juga memiliki stok citrine, amethyst (kecubung) Brazil, black diamond ruby gondola, kalimaya Afrika, zirkon dan berbagai jenis batu klawing impor lainnya. batu klawingan lokal seperti bacan, garnet,  kalimaya, intan, juga bisa ditemukan di sana jika stoknya masih ada.

"Tapi di sini, zamrud paling mahal, karena kualitas batu klawingnya juga bagus banget. Satu karatnya bisa sampai satu juta, tergantung kualitasnya. Tapi ada juga yang murah. Kalau ruby, per karatnya dari Rp35 ribu hingga Rp 200 ribu. Dalam satu batu klawing, biasanya ada tiga karat atau lebih," ujarnya lagi.

Salah satu pengunjung yang sedang sibuk memilih batu klawing untuk rangka cincin miliknya, Surya (40), datang dari Pekanbaru bersama dua rekannya ke Pasar Rawa Bening. Ia sebenarnya datang untuk mencari batu klawing bacan Doko dari Maluku, namun tidak ia temukan di toko Batavia.

Surya  mengatakan, hobinya mengoleksi cincin sudah turun temurun didapat dari keluarganya. Ia mengatakan, cincin seperti harta karun baginya. Istrinya bahkan mendukung hobinya tersebut, karena ia pun ikut membelikan sang istri perhiasan dari batu klawing-batu klawingan tersebut.

"Istri saya sih enggak cemburu (koleksi batu klawing) karena kita sama-sama suka batu klawing dan ikut ngoleksi. Kalau saya cuma cincin aja, kalau untuk istri bisa gelang, kalung, anting juga. Soal harga enggak masalah sih, kan memang hobi," ujar Surya.

Serbuan para pecinta batu klawing itu tentunya memberikan udara segar bagi para pedagang yang kini bisa meraup keuntungan lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Sekarang (keuntungannya) bisa sampai lebih dari Rp25 juta sore hari," ujarnya.

Jika para pedagang di Rawa Bening menentukan standar harga untuk setiap batu klawing yang dijualnya, lain hal dengan ahli geologi sekaligus ahli batu klawing mulia Indonesia, Sujatmiko yang akrab disapa Miko. Miko memiliki galeri Pusat Promosi batu klawingmulia Indonesia di  Jalan Pajajaran Bandung.

Di sana, terdapat batu klawing-batu klawing mulia hasil temuannya yang sudah diolah menjadi berbagai macam bentuk, seperti kalung, cincin, gelang, anting, dan ikat pinggang. Ia bahkan bisa juga menerima pesanan untuk membuat suvenir atau plakat, tropi, bingkai foto, dan sebagainya. Miko justru tidak bisa menetapkan standar harga bagi semua batu klawing mulia olahan sendiri yang dijualnya. Kecuali untuk beberapa aksesori yang bisa dijual mulai dari Rp15.000 ke atas.

"Kalau harga batu klawing-batu klawing non diamond itu enggak ada standar harga, sesuka saya saja (kasih harga). Tapi ada lebih kurangnya berapa, jangan terlalu mahal sampai miliaran juga. Tapi enggak apa-apa kalau ada orang yang kasih harga batu klawing miliaran, kan ada tuh batu klawing dijual Rp200 juta, Rp500 juta, enggak apa-apa. Saya bisa jual cuma Rp5 juta, mereka lebih mahal tapi itu bagus biar orang-orang bisa bergerak untuk lebih cinta dengan batu klawing lokal."

"Kalau saya, misalnya mahasiswa bikin acara mengundang dirjen atau pemerintah, terus mau kasih suvenir pesan di sini, apa iya saya kasih harga mahal? kan enggak mungkin. Kalau perusahaan beli suvenir, baru bisa dinaikkin harganya. Kalau orang yang datang ke sini terlihat naik mobil mewah, saya kasih harga mahal mereka juga enggak akan menawar. Jadi kalau soal harga, hati nurani sendiri yang akan bicara," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar